Kematian
tak bisa dihindari, tidak mungkin ada yang bisa lari darinya. Namun seribu
sayang, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.
Kata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, “Aku
tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali keyakinan akan kematian. Namun
sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
Ingatlah
…
Tak
mungkin seorang pun lari dari kematian …
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu
Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah:
8).
Harus
diyakini …
Kematian
tak bisa dihindari …
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ
كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An
Nisa’: 78).
Semua
pun tahu …
Tidak ada
manusia yang kekal abadi …
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum
kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya’: 34).
Yang
pasti …
Allah
yang kekal abadi …
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ
رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (27)
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman:
26-27).
Lalu …
Setiap
jiwa pasti akan merasakan kematian …
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali
Imran: 185).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud dengan
ayat-ayat di atas adalah setiap orang pasti akan merasakan kematian. Tidak ada
seseorang yang bisa selamat dari kematian, baik ia berusaha lari darinya
ataukah tidak. Karena setiap orang sudah punya ajal yang pasti.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 163).
Jadilah
mukmin yang cerdas …
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ
الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ
الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا
وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ ».
Dari Ibnu
‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor
mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin
manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”
“Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau
bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam
mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.”
(HR. Ibnu Majah no. 4259.Hasan kata
Syaikh Al Albani).
Hanya
Allah yang memberi taufik.
—
Akhukum
fillah,
Diselesaikan
di Pesantren Darush Sholihin,
Panggang, Gunungkidul, 29 Muharram 1435 H (09:48 AM)
Ikuti
status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat,
Twitter @RumayshoCom









0 komentar:
Posting Komentar